Saturday, April 10, 2010

Kalau Sakit, Istri Harus Menolak Seks

Meski sering merasa kesakitan saat berhubungan seks, ia tak berani menolak permintaan suaminya karena dianggap tak mau melakukan tugas istri. Apa yang harus diperbuat agar suami mengerti derita istri?

Saya umur 38, suami 40 tahun. Kalau berhubungan seks dengan suami sering merasa sakit di vagina dan perut, sejak tiga tahun lalu. Kadang saya menolak kalau suami minta berhubungan seks. Masalahnya, suami sering marah dan mengatakan saya tidak mau melayani. Kalau sudah begitu, saya terpaksa melayani dengan menahan sakit.

Saya diajarkan tidak boleh menolak keinginan suami karena itu merupakan kewajiban, tapi saya sangat menderita. Sering saya berpikir untuk apa menikah kalau begini? Kalau mau tidur saya merasa takut dan tidak tahu bagaimana cara mengatakan agar jangan berhubungan seks karena sakit.

Apa begini nasib istri, harus selalu memenuhi kewajiban terhadap suami? Kadang saya merasa diperlakukan tidak adil. Bagaimana agar tidak sakit lagi? Apa yang salah pada saya? Bagaimana membuat suami mengerti, dan tidak hanya menuntut haknya?"
S.Makassar

Salah pemahaman
Sebelum menjawab pertanyaan Anda, saya perlu menjelaskan lebih dulu mengenai seksualitas perempuan. Pada dasarnya seksualitas perempuan dan pria punya persamaan, selain perbedaan.

Yang pasti, perempuan adalah makhluk seksual, sama seperti pria. Karena itu, perempuan juga punya atau mengalami hal berikut: a) punya dorongan (gairah seksual), b) mengalami bangkitan seksual sebagai reaksi fisik dan psikis terhadap rangsangan seksual, c) dapat mengalami orgasme, d) dapat mengalami gangguan fungsi seksual.

Masih ada kesalahan pengertian yang besar pada masyarakat, khususnya di kalangan pria, mengenai seksualitas perempuan: 1) pria menganggap perempuan tidak memerlukan kepuasan seksual, 2) perempuan dianggap hanya sebagai objek pemuas pria, sehingga harus selalu siap melayani pria, 3) pria mengira bila perempuan mampu hamil dan melahirkan berarti puas juga secara seksual.

Akibat kesalahan pengertian itu timbul sikap dan perilaku yang salah pada pria terhadap perempuan, khususnya istri. Pertama, suami menganggap istrinya harus selalu siap melayani, kapan saja dia ingin melakukan hubungan seksual. Kedua, kalau istri tidak bersedia melakukan hubungan seksual karena sebab tertentu, istri dianggap tidak melakukan kewajiban sebagai istri.

Inilah yang kini Anda alami. Saya yakin suami Anda tidak memahami seksualitas perempuan, sebagaimana saya jelaskan di atas. Karena tidak mengerti, seperti itulah sikap dan perlakuannya terhadap Anda.

Saya yakin sikap dan perilakunya akan berubah kalau suami memahami seksualitas perempuan. Saya yakin suami tak akan marah lagi kalau mengerti bahwa Anda justru memerlukan bantuan agar masalah Anda dapat diatasi. Saya yakin suami tidak akan memaksa Anda lagi.

Jangan terpaksa
Kalau Anda merasa sakit setiap berhubungan seks, berarti ada penyebabnya, mungkin berupa penyebab fisik atau psikis. Tentu harus diketahui apa penyebabnya. Melalui evaluasi dan pemeriksaan yang benar akan diketahui penyebab sakit itu.

Beberapa penyebab fisik, antara lain tidak terjadi reaksi pelendiran vagina dan inveksi
pada kelamin atau sekitarnya. Mungkin juga perlendiran vagina tidak terjadi karena gairah seksual Anda terhambat. Penyebab psikis antar lain kekecewaan terhadap suami, ketidakpuasa seksual sebelumnya, dan stres.

Sebelum rasa sakit itu hilang, seharusnya Anda tidak terpaksa melakukan hubungan seksual. Kalau keadaan terpaksa dibiarkan teru Anda akan mengalami trauma psikoseksual yang lebih buruk lagi. Saat ini pun sebenarnya Anda sudah mengalami akibat trauma itu, sehingga takut setiap mau tidur, takut suami menuntut hubungan seksual.

Tidak ada jalan selain melakukan langkah berikut: 1) berani menjelaskan kepada suami bahwa Anda mengalami gangguan fungsi seksual, dan harus mendapat pengobatan, 2) jelaskan kepada suami, dalam keadaan begini Anda tidak boleh berhubungan seks, 3) minta pengertian suami bahwa penolakan Anda bukan berarti tidak mau memenuhi kewajiban sebagai istri, melainkan agar talk terjadi akibat lebih buruk lagi, 4) segera konsultasi lebih jauh kepada tenaga ahli.

Jangan menunggu lebih lama lagi. Semakin lama dibiarkan, semakin buruk yang akan Anda alami. Artinya, akan timbul akibat lebih buruk bagi kehidupan seksual Anda dan suami.
Konsultasi dijawab oleh: Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

Kompas.com

No comments:

Post a Comment