Friday, March 26, 2010

Mengurangi Gejala Alergi akibat Kucing

Kompas.com — Walaupun kucing bisa membuat orang jadi menggaruk-garuk dan bersin, kecintaan terhadap si meong ini mengalahkan segalanya. Diakui, kucing adalah hewan peliharaan yang paling banyak menyebabkan alergi dibandingkan hewan peliharaan lain.

Penelitian terakhir menunjukkan, bulu kucing menyimpan semacam toksin penyebab meningkatnya risiko eksema salah satu jenis alergi yang banyak diderita anak-anak. Selain bulu, kotoran kucing yang sudah kering juga menjadi tempat berkembang biak paling nyaman bagi toksoplasma.

Walau begitu, jangan serta-merta membuang hewan peliharaan dari rumah. Apalagi menjauhkan binatang-binatang lucu ini dari anak-anak. Sebab, berteman dengan anjing dan kucing pada masa kanak-kanak bisa membantu membentuk pertahanan mereka pada kasus alergi.

Supaya kita bisa tetap nyaman tinggal serumah dengan si meong, ikuti saran berikut ini:

- Mandikan kucing seminggu sekali
Cara ini dapat mengurangi hampir 90 persen alergen di udara yang dibawa oleh kucing.

- Hindari karpet dan mebel berlapis bahan
Pel lantai berulang kali dan lengkapi penyedot debu dengan filter berefisiensi tinggi.

- Gunakan filter partikel udara efisiensi tinggi (HEPA) guna mengurangi alergen kucing yang terdapat dalam debu. Pembersih udara jenis ini membersihkan udara dari sebagian partikel debu yang masuk melalui filter.

- Jagalah agar kucing selalu berada di luar rumah
Apabila kucingnya memang kucing luar rumah, sedapat mungkin biarkan dia tinggal di luar dan jangan biarkan masuk ke ruang tidur dan ruangan lain yang sering Anda tempati.

- Tambahkan ventilasi
Hal ini akan membantu menurunkan tingkat alergen.

Apabila Anda atau orang di rumah mengidap asma yang pemicunya alergi terhadap kucing, sebaiknya carikan kucing tersebut tempat tinggal baru. Paparan berkelanjutan terhadap alergen kucing dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, bahkan setelah tidak terpapar lagi.

No comments:

Post a Comment